aswaja News :
Home » » MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN

MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN

Written By 9bintang.lamtim on Rabu, 25 April 2018 | April 25, 2018




Suatu Ketika Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani menjelaskan, pada zaman Nabi Muhammad masjid memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu sebagai pusat peradaban.

“Kita harus melakukan revitalisasi masjid agar menjadi pusat peradaban,” kata Kiai Manan dalam acara Pelatihan Pemuda Pelopor bertemakan Revitalisasi Peran dan Fungsi Masjid sebagai Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI yang diselenggarakan di Masjid Agung Baiturrahman Limboto Gorontalo.
Dulu masjid bukan hanya tempat untuk menjalankan salat dan ritual-ritual agama lainnya, namun masjid menjadi tempat penyebaran agama Islam, tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar, tempat dimana Nabi Muhammad mengader pemuda. 

“Pelatihan perang juga dilakukan di depan masjid,” ucapnya.

Kiai Manan menambahkan, pada era Nabi Muhammad masjid juga dijadikan sebagai tempat untuk memotivasi agar sahabat-sahabatnya hidup sejahtera dan berkecukupan. Untuk itu, ia meminta umat Islam agar memakmurkan masjid dan menjadikannya sebagai pusat peradaban.  

Pentingnya Masjid

Kiai Manan mengatakan, masjid memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah peradaban umat Islam. Masjid juga menjadi penanda penyebaran Islam seperti Masjid Quba dibangun Nabi Muhammad di tengah-tengah ia berhijrah ke Madinah. Sesampai di Madinah, Nabi membangun Masjid Nabawi. Begitupun dengan apa yang dilakukan para wali dan ulama. Mereka membangun masjid dimanapun mereka mendakwahkan Islam.

“Ketika Islam disebarkan di suatu tempat, maka dibangun lah masjid,” jelasnya. 

Bahkan, imbuh Kiai Manan, Hadratussyekh Hasyim Asy’ari berpendapat bahwa membangun masjid itu hukumnya fardlu kifayah. Jika tidak ada yang membangun masjid, maka semua umat Islam berdosa semua di tempat itu. Karena masjid menjadi tempat dimana umat Islam beribadah kepada Allah.

“Menurut Mbah Hasyim Asy’ari, membangun masjid itu fardlu kifayah supaya Allah itu dhahir,” terangnya.

Pusat Peradaban

Sejarah  Islam  pada masa awal menjadikan  masjid  sebagailembaga pendidikan utama. Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW di masjid Nabawi. Di masjid tersebut Rasulullah mendidik umat Islam dari segala umur dan jenis kelamin; dewasa, remaja, anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi orang dewasa, mereka memanfaatkan masjid untuk tempat belajar al-Quran, hadits, fikih, dasar-dasar agama, bahasa dan sastra Arab. Sementara bagi wanita, mereka mempelajari al-Quran, hadits, dasar-dasar Islam dan ketrampilan menenun atau memintal, dengan frekuensi seminggu sekali. Sementara anak-anak belajar di serambi masjid dengan materi al-Quran, agama, bahasa Arab, berhitung, ketrampilan berkuda, memanah dan berenang. (Idi dan Suharto,  ibid: 81). Oleh sebab itu  masjid  seharusnya  berfungsi  kembali sebagai pusat peradaban,  akan tetapi  kenyataannya yang ada sekarang hanya sebagai tempat shalat saja, atau paling jauh hanya sebagai tempat belajar sebagian ilmu agama.

Kondisi Ideal masjid yang diharapkan :
  • Masjid pertama kali harus memenuhi fungsi untuk menjadi tempat ibadah yang nyaman bagi para jama’ahnya. Tidak harus megah; tapi nyaman dan kondusif untuk beribadah.
  • tidak boleh menjadi beban bagi jama’ah; justru harus mandiri bahkan menjamin kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
  • menjadi  pusat kaderisasi kepemimpinan masyarakat; pusat pendidikan Islam untuk masyarakat. Tidak hanya bagi anak kecilnya saja, tapi bagi seluruh lapisan masyarakat.
  • menjadi simbol kehidupan nuansa Islam di sebuah wilayah. Bukan dari megahnya Masjid, tapi dari seberapa jauh ia bisa hidup dan mempengaruhi masyarakat muslim di sekitarnya.

Program pemberdayaan masjid dan mushola di kalangan Nahdliyin perlu digalakkan di Kec. Batanghari Nuban.
Paling sedikit di kec. Batanghari nuban terdapat 60 Masjid/Musholla yang siap diberdayakan pengurusnya untuk kemaslahatan umat.
Diterapkannya sistem manajemen dalam rangka memberdayakan masjid dibutuhkan konsep :
  •  Idarah
  •  Imarah
  •  Ri’ayah

Idarah : manajemen/pengelolaan kegiatan dalam mengembangkan dan mengatur kerjasama yang melibatkan banyak orang guna mencapai tujuan tertentu
imarah : kegiatan memakmurkan masjid dengan multi kegiatan baik bidang ibadah ataupun muamalah
ri’ayah : kegiatan pemeliharaan bangunan, peralatan, sarana & prasarana, serta lingkungan dan kebersihan

*) Dikumpulkan dari berbagai sumber



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Alamat e-Mail : nu.batangharinuban@gmail.com
Copyright © 2018. NU Batanghari Nuban - All Rights Reserved