Suatu Ketika Ketua Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani menjelaskan, pada zaman Nabi
Muhammad masjid memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu sebagai pusat
peradaban.
“Kita harus melakukan revitalisasi
masjid agar menjadi pusat peradaban,” kata Kiai Manan dalam acara Pelatihan
Pemuda Pelopor bertemakan Revitalisasi Peran dan Fungsi Masjid sebagai
Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI yang diselenggarakan di Masjid Agung
Baiturrahman Limboto Gorontalo.
Dulu masjid bukan hanya tempat untuk
menjalankan salat dan ritual-ritual agama lainnya, namun masjid menjadi tempat
penyebaran agama Islam, tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar,
tempat dimana Nabi Muhammad mengader pemuda.
“Pelatihan perang juga dilakukan di
depan masjid,” ucapnya.
Kiai Manan menambahkan, pada era Nabi
Muhammad masjid juga dijadikan sebagai tempat untuk memotivasi agar
sahabat-sahabatnya hidup sejahtera dan berkecukupan. Untuk itu, ia meminta umat
Islam agar memakmurkan masjid dan menjadikannya sebagai pusat
peradaban.
Pentingnya Masjid
Kiai Manan mengatakan, masjid memiliki
peran yang sangat penting dalam sejarah peradaban umat Islam. Masjid juga menjadi
penanda penyebaran Islam seperti Masjid Quba dibangun Nabi Muhammad di
tengah-tengah ia berhijrah ke Madinah. Sesampai di Madinah, Nabi membangun
Masjid Nabawi. Begitupun dengan apa yang dilakukan para wali dan ulama. Mereka
membangun masjid dimanapun mereka mendakwahkan Islam.
“Ketika Islam disebarkan di suatu
tempat, maka dibangun lah masjid,” jelasnya.
Bahkan, imbuh Kiai Manan, Hadratussyekh
Hasyim Asy’ari berpendapat bahwa membangun masjid itu hukumnya fardlu
kifayah. Jika tidak ada yang membangun masjid, maka semua umat Islam
berdosa semua di tempat itu. Karena masjid menjadi tempat dimana umat Islam
beribadah kepada Allah.
“Menurut Mbah Hasyim Asy’ari, membangun
masjid itu fardlu kifayah supaya Allah itu dhahir,” terangnya.
Pusat Peradaban
Sejarah Islam pada masa awal
menjadikan masjid sebagailembaga pendidikan utama. Inilah yang
dilakukan Rasulullah SAW di masjid Nabawi. Di masjid tersebut Rasulullah
mendidik umat Islam dari segala umur dan jenis kelamin; dewasa, remaja,
anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi orang dewasa, mereka
memanfaatkan masjid untuk tempat belajar al-Quran, hadits, fikih, dasar-dasar
agama, bahasa dan sastra Arab. Sementara bagi wanita, mereka mempelajari
al-Quran, hadits, dasar-dasar Islam dan ketrampilan menenun atau memintal,
dengan frekuensi seminggu sekali. Sementara anak-anak belajar di serambi masjid
dengan materi al-Quran, agama, bahasa Arab, berhitung, ketrampilan berkuda,
memanah dan berenang. (Idi dan Suharto, ibid: 81). Oleh sebab itu
masjid seharusnya berfungsi kembali sebagai pusat
peradaban, akan tetapi kenyataannya yang ada sekarang hanya sebagai
tempat shalat saja, atau paling jauh hanya sebagai tempat belajar sebagian ilmu
agama.
Kondisi Ideal masjid yang diharapkan :
- Masjid pertama kali harus memenuhi fungsi untuk menjadi tempat ibadah yang nyaman bagi para jama’ahnya. Tidak harus megah; tapi nyaman dan kondusif untuk beribadah.
- tidak boleh menjadi beban bagi jama’ah; justru harus mandiri bahkan menjamin kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
- menjadi pusat kaderisasi kepemimpinan masyarakat; pusat pendidikan Islam untuk masyarakat. Tidak hanya bagi anak kecilnya saja, tapi bagi seluruh lapisan masyarakat.
- menjadi simbol kehidupan nuansa Islam di sebuah wilayah. Bukan dari megahnya Masjid, tapi dari seberapa jauh ia bisa hidup dan mempengaruhi masyarakat muslim di sekitarnya.
Program pemberdayaan masjid dan mushola
di kalangan Nahdliyin perlu digalakkan di Kec. Batanghari Nuban.
Paling sedikit di kec. Batanghari nuban terdapat
60 Masjid/Musholla yang siap diberdayakan pengurusnya untuk kemaslahatan umat.
Diterapkannya sistem manajemen dalam
rangka memberdayakan masjid dibutuhkan konsep :
- Idarah
- Imarah
- Ri’ayah
Idarah : manajemen/pengelolaan kegiatan
dalam mengembangkan dan mengatur kerjasama yang melibatkan banyak orang guna
mencapai tujuan tertentu
imarah : kegiatan memakmurkan masjid dengan multi kegiatan baik bidang ibadah
ataupun muamalah
ri’ayah : kegiatan pemeliharaan bangunan, peralatan, sarana & prasarana, serta lingkungan dan kebersihan
ri’ayah : kegiatan pemeliharaan bangunan, peralatan, sarana & prasarana, serta lingkungan dan kebersihan
*) Dikumpulkan dari berbagai sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !